Minggu, 07 Agustus 2011


Apa yang Salah dengan Dunia Pendidikan Kita?
[Assalamu'alaikum]Apa yang Salah dengan Dunia Pendidikan Kita?

ADA berita yang mengejutkan, bahwa penjiplakan telah memasuki dunia perguruan tinggi kita. Beberapa guru besar ditengarai melakukan perilaku yang tidak terpuji itu, sehingga gelar guru besarnya terancam dicabut. Menyedihkan, namun itulah gambaran masyarakat kita sekarang, bahwa kejujuran ternyata semakin langka. Pertanyaan berikutnya, mengapa bisa terjadi? Salah satu jawabannya, hal itu merupakan indikasi lemahnya pendidikan karakter, lemahnya pendidikan budi pekerti.
Di pihak lain, ada berita dua juta sarjana, termasuk S2, juga menganggur. Mereka justru menjadi beban masyarakat. Bertahun-tahun menjalani pendidikan formal, hasilnya menjadi penganggur. Sekali lagi, ada pertanyaan, apa yang salah dengan dunia pendidikan kita? Ilmu yang mereka peroleh, tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan dirinya sendiri.
Semua itu, masih ditambah dengan realita semakin mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Meskipun salah satu cita-cita buat apa negara ini didirikan adalah untuk mencerdaskan bangsa, biaya untuk memperoleh pendidikan/ilmu pengetahuan, sangat mahal. Padahal, APBN kita telah mengalokasikan anggaran 20 persen untuk pendidikan. Mengapa justru disaat seperti ini, orang harus menyediakan puluhan juta rupiah untuk memasuki perguruan tinggi? Keberadaan UU Badan Hukum Pendidikan ternyata belum menjamin penyelenggaraan pendidikan yang terjangkau oleh sebagian besar rakyat. Pendidikan gratis, ternyata hanya dijumpai disaat kampanye.
Selanjutnya, kalau masih mau ditambah, peringkat kualitas perguruan tinggi kita juga belum memadai. Peringkatnya kalah dengan perguruan tinggi di negara tetangga, sehingga banyak anak-anak kalangan yang mampu menyekolahkan anaknya di negara tetangga. Atau, membuka peluang lembaga pendidikan masuk ke Indonesia. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita, antara lain dengan menyelenggarakan Ujian Nasional, justru banyak ditentang.
Problematik dunia pendidikan kita seperti itu, bisa dikatakan ibarat lingkaran setan. Darimana kita hendak mengurai untuk memperbaiki dunia pendidikan kita teramat sangat tidak mudah. Bahkan, terkait dengan kebijakan lain diluar kebijakan pendidikan. Tentu tidak dapat diserahkan pada masyarakat untuk mengurai. Sebab, terkait dengan kebijakan perekonomian, sosial/kebudayaan. Kebijakan yang komprehensif, mendasar, dan berjangka panjang perlu dipertimbangkan untuk keluar dari problematik seperti itu. Sebaliknya perlu dihindari pendekatan politis, pendekatan jangka pendek, sekedar untuk kepentingan politik, yang bisa merugikan kepentingan jangka panjang bangsa ini. Misalnya, sekedar menjanjikan pendidikan gratis, yang bisa mengantar seorang calon bupati/gubernur untuk memenangkan pilkada, yang justru bisa merusak dunia pendidikan kita, kalau tidak diikuti dengan upaya menjaga, bahkan meningkatkan kualitas pendidikan, baik penguasaan ipteknya maupun aspek karakter dan budi pekertinya.
Kita kemukakan problematik seperti itu, oleh karena pendidikan, baik formal maupun non-formal, memiliki nilai yang sangat strategis didalam mempersiapkan masa depan bangsa. Harapan yang besar, sudah tentu ingin kita sampaikan pada Kementerian Pendidikan Nasional. (Sumber Harian Umum Pelita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar